Kabar ATTAQWA

Opiniku | 15 Februari 2022 – Naehat itulah agama. Maka tepatlah, kala Nabi bersabda, bahwa Agama adalah nasehat. Apakah nasehat? Nasehat adalah petuah dari orang tua, yang sayang kepada anak-anaknya, adalah ajaran dari guru, kepada para murid-muridnya, adalah kasih sayang dari Nabi, kepada umat-umatnya dan juga maha Rohman Rohim Allah, kepada hamba-hamba-Nya. Terkadang nasehat berlaku terbatas, hanya kepada sebagian orang yang terpilih. Meski sejatinya nasehat berlaku untuk semuanya. kenapa begitu? Karena siapapun orang bersedia menerima nasehat, itulah bukti bahwa ia terpilih untuk mendapatkan keberkahan dari nasehat itu. Sedangkan yang ingkar, adalah pembuktian bahwa ia tidak terpilih.

Nasehat orang tua yang sering kita dengar, ‘Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya’. Juga ada nasehat : ‘Apa yang kita TANAM, itulah yang kita TUI (Panen)’. Begitulah nasehat itu sangat familiar di telinga kita. Acapkali menjadi bahan diskusi dalam perbincangan santai dalam keluarga.

Nasehat : Apa yang kita TANAM, itulah yang kita TUAI (Panen), berlaku pada semua ranah dalam kehidupan kita. Apa yang kita panen hari ini, berawal dari aopa yang kita tanam sebelumnya. itu hukumnya Mutlak. Kalau yang kita tanam kebaikan, maka hasilnya adalah kebaikan. Kalau yang kita tanam keburukan, maka hasilnya adalah keburukan. Janganlah berharap mendapatkan kebaikan, kalau dulu yang kita tanam adalah keburukan.

Hal buruk yang tengah kita hadapi saat ini, bukanlah berarti semata-mata Allah yang memberikan begitu saja. Namun semua itu dipicu dari apa yang kita tanam sebelumnya. Karena والشّرّ ليس إليك : “keburukan” tidak kembali kepada Allah. Itu semua adalah akibat dari yang kita tanam sebelumnya. Akan tetapi والخيرُ كُلّهُ فِى يَدَيْكَ : “kebaikan” semuanya berada pada genggaman kekuasaan Allah.

Penulis : A. Zahari Aksam – ATTAQWA HMD